Pages

Sunday, 4 April 2010

Mengapa Pria Tak peduli Kesehatannya

PRESIDEN Obama pernah mengundang banyak komentar ketika ia duduk menikmati santapan khas Amerika Selatan, beberapa hari setelah kolesterol tubuhnya dinyatakan tinggi. Diagnosa tersebut tak menghentikan sang Presiden untuk menumpuk piringnya dengan porsi besar ayam goreng, kacang panggang, makaroni dan keju, mashed potatoes dan ubi jalar, dan tak ketinggalan, puding pisang.

Bahkan, seperti dikatakan Sekretaris Kepresidenan Robert Gibbs, di Gedung Putih Obama sering menyajikan burger dan berbagai santapan siap saji lainnya. Dia juga mengatakan tidak tahu di mana Obama merokok dan membeli rokok. Para dokter kepresiden, tambahnya, tidak terlalu kaget dengan kebiasaan tembakau Obama.

Banyak orang terkejut mendengar berita tersebut. Padahal, Obama hanya melakukan apa yang dilakukan jutaan pria setiap hari, yaitu mengabaikan kesehatan dan berharap istrinya tidak akan mencari tahu. (Saat disorot kamera pers, Obama sempat mengatakan, "Jangan memberitahu Michelle").

"Pria meninggal, rata-rata lima tahun lebih muda daripada wanita," kata Will Courtenay PhD, spesialis kesehatan pria dan penulis Helping Men Live Happier, More Fulfilling Lives, kepada Betty Confidential.

Mengapa? Di antara temuan penelitiannya, Courtenay mengutip:

· Pria lebih sedikit berpikir bahwa mereka rentan terhadap penyakit dibanding wanita. Pada dasarnya, Courtenay menuturkan, "Pria sering berpikir tubuh mereka kebal terhadap penyakit."

· Pria kurang pemahaman tentang kesehatan daripada wanita. Ketidaktahuan ini lah yang meningkatkan risiko mereka.

· Media massa dan iklan sering memupuk perilaku pria dan anak laki-laki yang akhirnya meningkatkan risiko mereka terhadap penyakit, yaitu banyak minum bir, makan banyak daging merah, dan gorengan.

· Pria kurang siap atau bersedia mengubah perilaku tidak sehatnya daripada wanita.

Sebenarnya, kebiasaan dan perilaku tersebut mengakar dari kehidupannya di masa kanak-kanak dan konsep maskulinitas itu sendiri. Jean Bonhomme MD, seorang dokter di Atlanta dan anggota dewan organisasi nirlaba Men's Health Network menuturkan, "Pria sering disosialisasikan sejak kecil bahwa jika ia mengabaikan sesuatu yang menyakitkan, rasa sakit itu akan lenyap seiring dengan waktu.”

Courtenay juga menunjukkan bahwa sikap pria yang lebih tradisional kecil kemungkinan dia akan mencari bantuan. "Pria sejati tidak seharusnya khawatir terhadap tubuh mereka atau memanjakan diri sendiri," kata Courtenay.

Inilah alasan yang mendasari pria sering terlibat dalam kegiatan yang membahayakan kesehatan mereka, entah makan makanan tidak sehat, merokok, menghindari latihan fisik, atau terlibat dalam seks tidak aman. "Pria melakukan lebih banyak hal yang mendekatkannya pada risiko cedera lebih besar, bahkan kematian."

Lantas, adakah sesuatu yang dapat Anda lakukan jika pasangan Anda termasuk salah satu dari ketiga pria Amerika yang tidak pernah pergi ke dokter? Para ahli menyarankan lakukan pendekatan yang tidak menghakimi. Bonhomme menambahkan, "Pendekatan yang terbaik adalah bijaksana, tidak menyalahkan, dan disesuaikan dengan karakternya."

Camkan bahwa Anda melakukan ini karena Anda mencintainya, bukan karena ingin membuatnya malu. Jika Anda mendapatkan tanggapan negatif darinya, mundur untuk sementara.

Sadari bahwa kebiasaan kesehatannya yang buruk tidak dikembangkan dalam semalam. Jadi, mereka akan berpikir lagi untuk mengembangkan kebiasaan itu esok hari.

Dan sementara Anda menunggu, Anda mungkin ingin melihat seberapa baik Anda merawat diri sendiri. Lagi pula, no one’s perfect!
Sumber : Okezone
 
 

Share/Save/Bookmark

0 komentar: