Pages

Tuesday 6 April 2010

Advance Family Planning Gaungkan Program KB


PERTUMBUHAN penduduk di Indonesia tumbuh makin cepat setiap tahunnya. Untuk menekan angka pertumbuhan ini, Pemerintah pun begitu rajin menggaungkan program Keluarga Berencana (KB) kepada masyarakat Indonesia.

Keberhasilan dari program ini sempat menuai pujian dari dunia internasional. Namun sayangnya usai dinyatakan lulus dan ditinggal oleh para pendonor, program ini justru mengalami kemunduran. Program ini kerap diabaikan karena dianggap menghabiskan anggaran dan tidak menghasilkan uang. Itu sebabnya anggaran untuk program KB terbilang sangat minim.

"Tahun 2004, Indonesia dinyatakan lulus oleh para pendonor dalam hal keberhasilan program keluarga berencana, sejak itu, bantuan donor terhadap program keluarga berencana relatif turun," jelas Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Dr dr Sugiri Syarief MPA dalam acara peluncuran Advance Family Planning di Hotel JW Marriot, Jakarta Selatan, Selasa (6/4/2010).

Pada tahun 1992, Indonesia mendapatkan bantuan dana dari pendonor untuk program Keluarga Berencana sebesar 60 persen dan dari APBN sebesar 40 persen. Dan setelah Indonesia dinyatakan lulus dari program ini, para pendonor pun sudah tidak lagi mengucurkan dananya. Sehingga timbullah berbagai tantangan, di antaranya kekurangan dana untuk menyosialisasikan program ini.

Namun kini, program Keluarga Berencana telah mendapat dukungan dana dari Asian Development Bank dan Bill & Melinda Gates Foundation melalui Advance Family Planning (AFP). Program ini berlangsung selama tiga tahun. Dana tersebut terutama untuk advokasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota. Kucuran dana ini ditujukan untuk membantu menyosialisasikan program KB.

Masih menurut Dr Sugiri, dari 504 Kabupaten Kota yang ada di Indonesia, sekira 15 persen yang tidak menerapkan program KB merupakan daerah-daerah yang mengalami pemekaran. Dan daerah ini termasuk salah satu fokus untuk program AFP. Ini disebabkan daerah tersebut tidak memiliki dana dan masyarakatnya cenderung berpikir bahwa daerah tersebut masih luas, sehingga tidak ada masalah jika menambah satu anak lagi.

Advance Family Planning (AFP) sendiri merupakan suatu inisiatif yang memiliki ciri berbasis pada bukti nyata yang akan dijalankan selama tiga tahun untuk membantu negara berkembang dalam mencapai akses universal pada kesehatan reproduksi (MDG 5b).

Inisiatif ini ditujukan untuk merevitalisasi program Keluarga Berencana melalui peningkatan komitmen di tingkat lokal, nasional, dan global. Program KB cenderung turun, Indonesia dipilih untuk mempelopori agar dunia memerhatikan program KB.

"Saya menyambut baik hal ini dan diharapkan bantuan ini dapat membantu pencapaian program MDGs. Target tahun 2010 untuk angka kematian bayi adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup. Turun dari tahun sebelumnya yang 34 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2015, target tersebut turun lagi menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk angka kematian ibu, target tahun 2010 adalah 118 per 100.000 kelahiran hidup. Turun dari pencapaian sebelumnya yang 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara target tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup," papar Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam peluncuran Advance Family Planning.

Endang menjelaskan, program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah pemakai kontrasepsi. "Intinya, kita mau meningkatkan jumlah orang yang mengenakan kontrasepsi. Dan juga iklannya harus kuat, karena sekarang mulai luntur. Dulu kan dua anak cukup, sekarang banyak yang berpikir banyak anak tidak apa-apa dan itu yang mau kita ubah. Karena biar bagaimana pun kalau kita mau bikin program kesehatan yang bagus kalau jumlah penduduknya terus bertambah tanpa terkendali maka tidak akan terasa," imbuhnya. 

Terpilihnya Indonesia dikarenakan memiliki suara yang kuat di selatan dan termasuk anggota G-20.

"Indonesia pernah lulus dalam program KB tahun 2004. Selain itu Indonesia memiliki suara kuat di selatan dan termasuk G-20. Oleh karena itu, saya yakin Indonesia akan memberikan kontribusi signifikan bagi selatan," papar Jose Rimon II dari Bill & Melinda Gates Foundation dikesempatan yang sama.

Selain itu, Indonesia pun dinilai telah berhasil mengimplementasikan program KB.

"Indonesia merupakan negara yang menjadi fokus bagi AFP, hal ini karena Indonesia telah mengimplementasikan program keluarga berencana yang paling sukses diantara negara berkembang lainnya," terang Duff Gilespie, Direktur Proyek AFP dan juga profesor di Gates Institute of Johns Hopkins University.

Dr Sugiri menambahkan, dana yang mengalir pada program ini tidak sampai USD1 juta untuk program yang berlangsung selama tiga tahun. Sedangkan anggaran KB pertahun sekitar 3-4 Triliun dan Indonesia hanya memiliki dana sekira 1,6 triliun jadi butuh sekira 2 triliun lagi untuk menyukseskan program ini.

Untuk membantu program KB, hingga kini sudah ada 8721 puskesmas, 22.337 puskesmas pembantu dan 5.996 poskesdes (pos kesehatan desa) yang menyediakan pelayanan KB.
Sumber : Okezone

Share/Save/Bookmark

0 komentar: