Pages

Wednesday 4 August 2010

Produk Konservasi pun Bernilai Jual Tinggi

Ide usaha bisa lahir dari mana saja, termasuk dari kawasan konservasi alam di seluruh Indonesia. Potensi alam, jika dikembangkan dengan memperhatikan kelestarian alam, dapat menghasilkan produk lokal organik yang bernilai jual tinggi. Apalagi pola hidup sehat yang "hijau" sudah mulai dilirik masyarakat kota.
Masyarakat yang tinggal di kawasan konservasi di Lampung dan Riau, binaan WWF-Indonesia, membuktikan keunikan dan keunggulan produk lokal yang organik. Kopi robusta dengan merek Kuyungarang berasal dari kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung di antaranya. Lain lagi dengan madu hutan dari Taman Nasional Tesso Nilo yang bermerek Tesso Nilo dan dikemas dengan cantik, menjadi  hasil alam lokal bernilai ekonomis.

Produk lokal yang teruji higienitasnya ini memberikan pilihan kepada konsumen, sekaligus mengajak konsumen di perkotaan untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih alami dan lestari. Rasanya tak sulit memasarkan produk "hijau" dengan misi konservasi ini, mengingat masyarakat kota pun sudah semakin tinggi kesadarannya untuk menjaga lingkungan.
"Dampak kerusakan lingkungan sudah dirasakan setiap orang, dari perubahan iklim, suhu, cuaca, dan kondisi hutan. Kesadaran masyarakat sudah mulai muncul untuk menerapkan green lifestyle," papar Cristina Eghenter, PhD, Community Empowerment Coordinator WWF-Indonesia kepada Kompas Female, usai peluncuran kampanye Green and Fair Products beberapa waktu lalu.
Green and Fair Products inistiatif WWF ini membantu mendorong ke arah green lifestyle, namun pada perkembangannya, konsep konsumsi produk "hijau" bisa lebih luas, imbuh Cristina. Ia menambahkan, yang perlu dipertimbangkan konsumen adalah setiap memilih produk harus dipikirkan dampaknya bagi masyarakat, alam, dan bumi ke depannya.
Peluang usaha menjadi retailer produk organik
Merujuk pada produksi tren desain dan produk yang kembali kepada alam (Baca 4 Prediksi Tren Desain), produk organik yang hijau dan berkeadilan (bernilai konservasi dan peningkatan ekonomi masyarakat) menjadi peluang usaha yang memiliki prospek cerah. Namun memang perlu komitmen dan pemahaman mengenai karakter dan kriteria green products untuk menjalankan peluang ini. Prinsipnya, tak sekadar menjalankan bisnis untuk kepentingan ekonomi, namun juga melestarikan alam dan konservasi.
Nazir Foead, Director of Policy and Governance, WWF-Indonesia, mengatakan Green and Fair Products inisiatif WWF-Indonesia sudah dipasarkan di level lokal sesuai daerah masing-masing. Pasokan produk untuk tingkat ibukota provinsi dipasarkan dengan kerjasama bersama puluhan retailer. Jika produk makanan disalurkan melalui restoran atau hotel, produk kerajinan melalui berbagai toko.
"WWF tidak memiliki insting bisnis, justru retailer yang sejalan dengan konsep green and fair ini yang memberikan masukan mengenai segmen pasar, cara menjual, metode promosi, hingga kemasan. Pembahasan seperti ini dilakukan dengan retailer yang memang siap menjalani konsep green and fair," papar Nazir.
Sejumlah supermarket juga sedang dalam penjajakan untuk memasarkan produk berkonsep hijau dan berkeadilan ini. Namun persoalannya, kata Nazir, masyarakat perlu lebih siap meningkatkan kapasitas produksi dengan semakin berkembangnya pemasaran dan kerjasama dengan retailer ini.
Ketertarikan supermarket sebagai jaringan pemasaran produk hijau ini semakin menunjukkan bahwa pasar mulai melirik, dan kesadaran masyarakat semakin tumbuh untuk menerapkan green lifestyle.
"Masyarakat sudah mulai sadar dan semakin tahu bahwa ada pilihan produk yang lebih ramah lingkungan. Saat ini konsumen tak banyak memiliki pilihan untuk membeli produk," kata Nazir. Menurutnya, tidak masalah jika perilaku konsumen berubah perlahan dengan hanya membeli produk organik dua bulan sekali, misalnya. Setidaknya, ada pilihan yang lebih bervariasi.
Karakter khas produk "hijau" inisiasi WWF di antaranya ada label logo, label produk, dan edukasi berupa latar belakang dari produk bernilai konservasi tersebut.
Delapan produk inisiasi WWF hanya menjadi contoh bagaimana produk organik dari petani lokal memiliki nilai konservasi dan bernilai ekonomi yang berkeadilan. Anda tentu saja bisa mengembangkan berbagai produk dengan mengambil inspirasi ide dari sini. Termasuk bagi pebisnis yang ingin menangkap peluang pasar dari semakin berkembangnya green lifestyle. Asalkan, prinsip hijau dan berkeadilan yang mensejahterakan petani lokal dan melestarikan alam menjadi bagian utama pada sebuah produk yang dihasilkan.(WAF)
 
Share/Save/Bookmark

0 komentar: