Pages

Monday, 29 March 2010

Bayi juga Bisa Stress

WALAU belum bisa bicara, bayi mempunyai senjata andalan dalam mengungkapkan perasaannya, yakni melalui tangisan. Moms, rupanya tangisan pun bisa menjadi pertanda bahwa dirinya stres. Duh, kok seperti orang dewasa saja, ya?

Yuk, kenali penyebab, gejala hingga solusinya, seperti yang dituturkan oleh Jovita Maria Ferliana MPsi dari RS Royal Taruma, Jakarta, berikut ini.

Stres pada bayi lebih condong sebagai respons ketidaknyamanan yang dialaminya secara berkepanjangan, yang tidak lekas ditangani. Biasanya penyebab bayi stres dimulai dari hal sederhana, antara lain:
 
Kebutuhan dasar tidak terpenuhi
Saat bayi lapar atau haus, orangtua ataupun pengasuh tidak segera memberi  makanan atau minuman. Hal sederhana seperti ini bisa menyebabkan bayi stres.
 
Diabaikan (neglect)
Bayi menangis dalam waktu yang lama dan tidak mendapat respons dari orangtua/pengasuh.

Rasa sakit dan tidak nyaman
Bayi tidak dapat mengatakan pada bagian mana dia merasa sakit atau tidak nyaman. Bila orangtua atau pengasuh tidak bisa mengenali sumber penyakit itu, bayi bisa stres.
 
Ayah dan ibu bertengkar
Bayi bisa sangat peka dengan kondisi emosi orangtuanya. Dia bisa merasakan situasi tegang dari ekspresi wajah dan nada bicara yang tinggi dan keras.
 
Tertular ibu
Ibu stres dapat menyebabkan bayi tertular stres juga, karena cara menangani bayi akan menjadi tidak tenang. Bayi dapat merasakan tekanan otot saat digendong, ekspresi wajah dan nada suara ibunya.
 
Sering pindah rumah
Sering pindah rumah menyebabkan anak tidak memiliki “home base” yang memberinya rasa aman dan nyaman. Meski bayi tetap dalam pengasuhan ibunya, ibu yang tidak mudah beradaptasi dapat memengaruhi pengasuhannya pada bayi.
 
Berganti-ganti pengasuh
Berganti-ganti pengasuh dalam waktu singkat, menyebabkan sering terjadi perubahan cara mengasuh. Akibatnya, bayi menarik perhatian dengan cara negatif, misalnya jadi mudah rewel atau mudah marah.
 
Tanda Bayi Stres
 
Rewel dan menangis
Menangis adalah tanda paling mudah dikenali bila bayi  sedang stres. Semakin keras dan lama tangisannya, menandakan bayi semakin stres.
 
Murung
Jika biasanya ceria dan lincah kini ia murung, bahkan saat diajak bermain sekalipun.
 
Tidur gelisah
Perlu diwaspadai bila bayi kerap tidur gelisah. Terlebih bila bukan karena popoknya basah, haus atau lapar.
 
Perubahan kondisi fisik
Stres bisa menyebabkan bayi sulit makan sehingga berat badannya berkurang. Selain itu stres biasanya menyerang organ paling lemah, misalnya kulit. Tanpa pemicu alergi, kulit bayi pun bisa menunjukkan gejala alergi karena stres.

Cara Menanganinya
Jika si kecil mengalami stres, yang bisa Moms lakukan antara lain:
 
Penuhi kebutuhan dasarnya
Berikan kebutuhan dasarnya (makan, minum dan kasih sayang) secara konsisten. Kebutuhan dasar terpenuhi membuat bayi merasa tenang dan aman.
 
Perdengarkan musik yang menenangkan
Pada bayi yang mengalami stres, musik dengan irama yang tenang dan ringan dapat membantu meredakan stres.
 
Pijat bayi
Pijat bayi dapat mereduksi stres pada bayi. Lakukan pijatan pada punggung, perut, lengan, kaki, dan wajah bayi. Pijatan tentunya dilakukan secara perlahan dan tekanan yang ringan.
 
Tunjukkan kasih sayang
Bila sebelumnya orangtua seringkali lupa menimang, bercanda, dan berkomunikasi dengan bayinya, bisa jadi menyebabkan bayi menunjukkan perilaku rewel dan stres. Saat orangtua mulai membaca adanya gejala stres pada bayi, mulailah untuk lebih “aware”. Berikan sentuhan, ciuman, candaan, dan mulailah untuk mengajak bayi Anda berkomunikasi.
 
Temani bayi menjelang tidur
Senandungkan lagu atau bacakan cerita singkat guna membantu bayi meningkatkan rasa aman dalam dirinya.
Sumber : Okezone 

Share/Save/Bookmark

0 komentar: