Pages

Friday 26 March 2010

Siapkah Punya Anak Lagi?

MAMA : “Sebulan lagi umur Kiki tiga tahun, nggak terasa, ya?”
Papa : “Iya. Hmm, gimana kalau kita beri Kiki adik, supaya dia punya teman main.”
Mama : “Wah, jangan sekarang Pa, Mama belum siap. Tunggu Kiki masuk TK dulu deh...”
Papa : “Loh, kenapa?”

Siap mental, fisik, dan finansial

Pernah mengalami percakapan di atas? Apa yang menjadi tolak ukur Moms atau suami untuk memiliki anak kedua? Menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention di Amerika, jarak kelahiran ideal adalah 18 - 23 bulan. Secara medis, saat itu kondisi ibu dinyatakan sudah cukup fit sehingga risiko kehamilan atau persalinan bisa ditekan serendah mungkin.

Kenyataannya, tak ada satu teori pun yang bisa mengatakan kapan waktu yang tepat bagi pasangan untuk mendapatkan anak kedua. Pasalnya, persepsi ‘kesiapan’ itu berbeda-beda antara satu pasangan dengan lainnya. Contoh, jika pasangan menyatakan telah siap, maka sah-sah saja jika mereka memutuskan untuk mendapatkan anak kedua. Siap secara mental, fisik dan finansial: tiga hal itu umumnya dijadikan tolak ukur bagi pasangan istri – suami untuk memiliki anak lagi.

Suami siap, Anda belum?

Suami sudah siap secara mental dan finansial, tapi tidak dengan Moms? Sebaiknya jangan dipaksakan. Ajaklah suami Anda untuk berdiskusi, curahkan kegelisahan hati Anda secara terbuka sehingga ia bisa tahu perasaan Moms sebenarnya. Saat itu, Anda dan suami dapat saling memahami dan menguatkan satu sama lain serta melakukan “negosiasi-negosiasi” kecil. Misalnya, Anda bisa menjadi lebih siap bila suami mau melakukan beberapa hal yang Anda minta atau suami memberikan kebebasan terhadap Anda untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk memiliki anak lagi.

Nah, kalau Moms sering diajak suami untuk berkumpul dengan teman-teman lain yang telah memiliki anak kedua, ikutlah dengannya. Siapa tahu Anda pun malah ingin menambah momongan begitu melihat betapa bahagianya teman-teman Anda.

Si Kakak pun siap berbagi

Selain suami dan Anda, si sulung pun harus siap. Yup, hal yang sering dilupakan pasangan adalah kesiapan anak pertama dalam menerima kehadiran adiknya kelak. Ada beberapa pasangan yang segera ingin mendapatkan anak kedua padahal anak pertama baru berusia satu tahun.

Alasan yang paling sering muncul:

• Agar anak pertama punya teman bermain.
• Agar orangtua sekalian “capek” karena langsung mengurus dua orang anak batita.

Padahal, anak pertama masih membutuhkan perhatian lebih dan belum siap untuk membagi kehidupannya dengan kehadiran seorang adik. Umumnya, anak pertama dapat dengan lebih mudah diberikan pengertian pada usia di atas 3 atau 4 tahun.

Bagaimana kalau dipaksakan? Anda dan suami menjadi lebih lelah karena energi terkuras untuk mengurus dua anak batita. Akibatnya, aspek-aspek lain dalam kehidupan berumah tangga menjadi kurang maksimal, misalnya: kehidupan seks pasangan, perhatian suami kepada Anda dan anak berkurang karena suami menjadi lebih giat bekerja (untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang semakin besar). Atau sebaliknya, perhatian Anda terhadap suami berkurang karena Anda berusaha menjadi ibu yang baik terhadap kedua anak sehingga melupakan kewajiban sebagai istri, misalnya.

Bila Anda dan suami telah siap secara mental, fisik dan finansial, dan si sulung juga siap berbagi, kehadiran seorang bayi pasti ditunggu-tunggu!

Siap secara psikologis

Ciri kesiapan pasangan secara mental untuk menerima anak kedua adalah terciptanya komunikasi yang baik antara anggota keluarga. Hal itu tercipta karena adanya rasa saling menghargai dan mendukung satu sama lain.

Komunikasi yang baik sangat membantu terciptanya situasi yang kondusif dalam keluarga. Misalnya, bila si kakak mulai menunjukkan rasa egoisnya terhadap si adik, Anda dan suami dapat dengan mudah memberikan pengertian terhadap si kakak. Atau saat Anda merasa kewalahan mengurus anak-anak, suami dapat membaca sinyal tersebut dari Anda sehingga ia langsung mengambil sikap dan tindakan untuk membantu Anda, begitu pula sebaliknya.

Rasa percaya antara anggota keluarga juga perlu ditumbuhkan. Misalnya yakinkan kepada si kakak bahwa perhatian Anda dan suami tidak akan berkurang meskipun sudah ada adik kecil dalam keluarga.

Awas bertengkar!

Sebaliknya, kasus pertengkaran antara istri – suami sering terjadi bila kehadiran anak kedua tidak direncanakan atau tidak diinginkan. Pasangan tersebut belum siap memiliki peran tambahan yang semakin besar.

Orangtua yang belum siap tentu juga belum mempersiapkan anak pertama mereka untuk menerima kehadiran adiknya. Akibatnya seluruh aspek dalam lingkungan kehidupan keluarga ini menjadi tidak optimal, terlebih lagi apabila ada campur tangan dari pihak lain di luar keluarga inti, misalnya mertua, orangtua, ipar atau saudara.

Dalam kasus ini, kedewasaan mental Moms dan suami menjadi tolak ukurnya. Bila Anda dan suami telah dewasa secara mental, maka Anda berdua pasti akan segera membuat persiapan-persiapan menyambut kehadiran anggota baru. Dalam hal ini, dibutuhkan pengertian yang lebih besar antara Anda dan suami dibandingkan pasangan lain yang sudah siap memiliki anak kedua.

Kiat agar lebih siap menyambut anak kedua

• Banyak membaca dan mencari informasi soal persiapan kehadiran anak kedua.

• Banyak bergaul bersama pasangan-pasangan lain yang telah memiliki anak kedua.

• Saling meningkatkan komunikasi yang baik antara suami dan istri.

• Mau berbagi peran mengurus anak. Buatlah kesepakatan dengan suami untuk bekerjasama mengasuh anak, misalnya, melakukan komitmen untuk tidak bekerja pada hari libur karena hari itu khusus untuk keluarga.

Yuk, tes kesiapan Anda!

Apakah Anda jarang mengeluh bila si kecil sering rewel?
a. Ya b. Tidak

Anda sudah mempunyai rencana untuk memiliki anak lagi dengan pasangan?
a. Ya b. Tidak

Apakah Anda sudah siap “ekstra” tenaga menghadapi kehadiran anggota baru?
a. Ya b. Tidak

Secara finansial apakah Anda dan pasangan sudah siap dengan kehadiran anak kedua?
a. Ya b. Tidak

Apakah Anda hampir tidak pernah bertengkar dengan pasangan dalam hal membagi tugas mengurus si kecil?
a. Ya b. Tidak

Apakah Anda sudah pernah melakukan edukasi terhadap si kecil agar ia siap menerima adik?
a. Ya b. Tidak

Apakah pikiran memiliki bayi lagi membuat hati Anda senang?
a. Ya b. Tidak

Jika jawaban Anda lebih banyak:
Ya: Anda sudah siap menerima kehadiran buah hati keduaTidak: Wah, Anda belum siap kedatangan anggota keluarga baru. Sebaiknya tunda dulu memiliki anak lagi sampai Anda dan suami benar-benar siap.
Sumber : Okezone

Share/Save/Bookmark

0 komentar: