Pages

Sunday, 4 April 2010

BOS, Jangan Galak-galak Donk!!

Bos yang tidak kompeten dan kasar ternyata tidak hanya mengacaukan hari-hari kita. Sebab, berdasarkan penelitian terbaru, bos yang tidak menyenangkan seperti itu adalah sumber stres karyawan yang dapat menyebabkan serangan jantung!


Adalah Anna Nyberg dari Karolinska Institute di Swedia yang melakukan penelitian sebagai persyaratan mendapatkan gelar masternya. Nyberg melakukan survei terhadap 20.000 pegawai di Eropa. “Secara tersirat terlihat, pegawai yang bosnya bukanlah pemimpin yang baik adalah awal dari terjadinya serangan jantung. Dan uniknya, serangan jantung pada pegawai ini lebih banyak dialami oleh laki-laki,” paparnya.

Ternyata, Nyberg menambahkan, masalah pekerjaan terbawa terus sampai pegawai keluar dari ruang kerjanya. Inilah yang terjadi pada pegawai-pegawai yang ditelitinya di Swedia, Firlandia, Jerman, Polandia, dan Italia. Pegawai di Swedia, lebih dari 25 persen berisiko mengalami serangan jantung selama 10 tahun belakangan. Risiko serangan jantung ini akan berlangsung lama ketika para pegawai terus bekerja dengan bosnya yang tidak menyenangkan dalam jangka waktu lama.

“Ini jelas menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan memimpin seseorang dengan tingkat stres bawahannya,” katanya.
Ketika pegawai hanya mengeluh tentang bosnya, itu adalah awal dari stres akan terus terjadi. Sebab, Nyberg menjelaskan, dari data yang dimilikinya, pegawai yang lebih sering izin sakit memiliki keterkaitan dengan bagaimana bosnya memberikan perintah.

Lalu bagaimana dengan pegawai perempuan? Nyberg menjawab, angka keterkaitan kepemimpinan bos dengan status kesehatan karyawan tidak terlalu jelas. Tetapi, Nyberg juga meyakini kemungkinan perempuan juga bisa mengalami stres akibat bosnya tidak menyenangkan. “Karena pada dasarnya, stres pekerjaan dialami oleh laki-laki dan perempuan.”

Menanggapi penelitian Nyberg, Direktur Behavioral Medicine Research Center di Duke University, Dr Redford Williams, mengamini jika stres karena pekerjaan memang disebabkan ketidakmampuan atasan untuk menjadi pemimpin yang mendukung karyawannya. “Alhasil, stres ini membuat tubuh mengeluarkan hormon yang menaikkan tekanan darah, menyebabkan peradangan, serta membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih tipis hingga serangan jantung mungkin saja terjadi.”

Karena atasan selalu menekan anak buahnya, lama-kelamaan akan membuat stres berubah wujud menjadi serangan jantung dan stroke. “Bawahan memiliki posisi tawar yang sedikit untuk bisa menghadapi bos yang tidak punya jiwa kepemimpinan. Inilah yang kemudian membuat mereka mengalami penurunan status kesehatan.”
Share/Save/Bookmark

0 komentar: